Berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang wanita untuk bangkit dari patah hati?
Sanggupkah menerima lagi kehadiran cinta, setelah pengkhianatan besar dialaminya?
Ketika bertubi-tubi ujian menyapa, masihkah tersisa keberanian untuk berharap?
Wanita tokoh sentral dalam kisah Assalamualaikum Beijing! menjawab tiga
pertanyaan tersebut dengan sempurna. Ketika sebelah sayapnya patah,
gadis ayu itu tak menyurutkan langkah untuk mengejar impian. Lalu
kekuatan apa yang membuatnya berdiri setegar karang setelah calon suami,
sang pujaan hati “menamparnya” dengan pengakuan mengejutkan?
Penulis yang meraih anugerah Tokoh Perbukuan IBF IKAPI 2012 ini berhasil
menghidupkan cerita dan karakter tiap tokoh dalam novelnya, sehingga
kisah fiktif ini bagai bernyawa. Patah hati Ra.Perjuangan Asma.
Penyesalan Dewa. Pencarian Zhongwen. Semuanya dikemas begitu apik dan
luar biasa romantis.
Ada Ra, juga Asma. Dengan lihainya penulis
memainkan dua karakter tersebut dalam alur berbeda. Membuat novel
terbarunya ini sungguh tidak biasa. Kisah cinta yang unik. Asma Nadia
bagai pianis yang mahir memainkan tuts-tuts piano. Penuh irama yang
mengaduk emosi. Meninggalkan kesan dalam bagi siapapun yang membacanya.
Tidak hanya tentang penyelesaian konfliknya, namun juga kandungan hikmah
dalam novel setebal 360 halaman ini.
Akhir tiap bab menggoda
pembaca dengan penasaran yang baru. Hingga takkan sanggup menutup novel
Assalamualaikum Beijing! sebelum selesai membacanya. Namun karena novel
ini ditulis dengan gaya bahasa khas Asma Nadia yang ringan, maka
pembaca tidak akan membutuhkan waktu lama untuk sampai di halaman
terakhir. Dialog-dialog romantis di dalamnya menjadi bumbu yang
memanjakan perasaan. Tangis, senyum, tawa, bergantian menghias wajah
saya selama tenggelam di balik novel best seller ini. Tak cukup dua
jempol untuk memuji penulisnya.
Romantisme dan kesetiaan salah
satu tokoh lelaki dalam kisah ini layak menjadi contoh bagi mereka yang
ingin membahagiakan istrinya. Sementara pribadi Asma yang memukau,
semoga dijadikan teladan oleh tiap wanita yang mengharap kebaikan masa
depan.
Tak hanya bicara cinta. Novel yang rencananya akan
difilmkan dalam waktu dekat ini bagai jendela yang memperlihatkan dunia
Islam di negeri tirai bambu kepada para pembaca di tanah air. Juga
mengajak kita bermuhasabah ketika sejenak penulis mengingatkan masa
perjuangan Sang Nabi bersama para sahabatnya.
Sebagian alur yang
berlatar Beijing, kota nun jauh dari negeri tempat novel ini
diterbitkan, tak membuat penulis memberi deskripsi berkepanjangan. Asma
Nadia benar-benar tak ingin pembaca merasa bosan karena terjebak setting
tempat. Meski demikian, ia berhasil membuat pembaca serasa berada di
ibu kota China tersebut.
Anak muda begitu dekat dengan cinta.
Sebelum mereka terjerembab dalam lumpur hitam seperti fenomena yang
sudah-sudah, saya bukannya menyarankan, tapi bahkan mengharuskan mereka
untuk belajar dari kisah karya ibunda dua anak ini. Agar mata hati
mereka mampu memaknai cinta dengan pemahaman yang dalam. Agar wajah
cinta tak lagi ternoda kepalsuan. Semoga remaja kita mampu membedakan
dan memilah, mana cinta mana nafsu.
Tanpa taburan dalil di
sana-sini, novel Assalamualaikum Beiijng! mampu membawa pembaca kepada
pemahaman yang dalam tentang ajaran Islam. Justru dengan cara penulisan
ini, syariat Islam yang masih dipandang kaku oleh sebagian orang bisa
terlihat keuniversalannya. Ketika yang lain berdakwah dengan 'saklek'
bahwa pacaran haram hukumnya dan tidak ada dalam kamus Islam, Tokoh
Perubahan 2010 versi Harian Republika ini dengan luwes menarikan
pena-nya. Melalui cerita berdasar realita, penulis begitu halus
menunjukkan bahwa Islam dengan segala aturannya adalah rahmat bagi
semesta. Satu lagi kado untuk umat, dari wanita yang kaya inspirasi;
Asma Nadia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar