Kamis, 22 Oktober 2015

Assalamu'alaikum Beijing

Berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang wanita untuk bangkit dari patah hati?
Sanggupkah menerima lagi kehadiran cinta, setelah pengkhianatan besar dialaminya?
Ketika bertubi-tubi ujian menyapa, masihkah tersisa keberanian untuk berharap?
Wanita tokoh sentral dalam kisah Assalamualaikum Beijing! menjawab tiga pertanyaan tersebut dengan sempurna. Ketika sebelah sayapnya patah, gadis ayu itu tak menyurutkan langkah untuk mengejar impian. Lalu kekuatan apa yang membuatnya berdiri setegar karang setelah calon suami, sang pujaan hati “menamparnya” dengan pengakuan mengejutkan?
Penulis yang meraih anugerah Tokoh Perbukuan IBF IKAPI 2012 ini berhasil menghidupkan cerita dan karakter tiap tokoh dalam novelnya, sehingga kisah fiktif ini bagai bernyawa. Patah hati Ra.Perjuangan Asma. Penyesalan Dewa. Pencarian Zhongwen. Semuanya dikemas begitu apik dan luar biasa romantis.
Ada Ra, juga Asma. Dengan lihainya penulis memainkan dua karakter tersebut dalam alur berbeda. Membuat novel terbarunya ini sungguh tidak biasa. Kisah cinta yang unik. Asma Nadia bagai pianis yang mahir memainkan tuts-tuts piano. Penuh irama yang mengaduk emosi. Meninggalkan kesan dalam bagi siapapun yang membacanya. Tidak hanya tentang penyelesaian konfliknya, namun juga kandungan hikmah dalam novel setebal 360 halaman ini.
Akhir tiap bab menggoda pembaca dengan penasaran yang baru. Hingga takkan sanggup menutup novel Assalamualaikum Beijing! sebelum selesai membacanya. Namun karena novel ini ditulis dengan gaya bahasa khas Asma Nadia yang ringan, maka pembaca tidak akan membutuhkan waktu lama untuk sampai di halaman terakhir. Dialog-dialog romantis di dalamnya menjadi bumbu yang memanjakan perasaan. Tangis, senyum, tawa, bergantian menghias wajah saya selama tenggelam di balik novel best seller ini. Tak cukup dua jempol untuk memuji penulisnya.
Romantisme dan kesetiaan salah satu tokoh lelaki dalam kisah ini layak menjadi contoh bagi mereka yang ingin membahagiakan istrinya. Sementara pribadi Asma yang memukau, semoga dijadikan teladan oleh tiap wanita yang mengharap kebaikan masa depan.
Tak hanya bicara cinta. Novel yang rencananya akan difilmkan dalam waktu dekat ini bagai jendela yang memperlihatkan dunia Islam di negeri tirai bambu kepada para pembaca di tanah air. Juga mengajak kita bermuhasabah ketika sejenak penulis mengingatkan masa perjuangan Sang Nabi bersama para sahabatnya.
Sebagian alur yang berlatar Beijing, kota nun jauh dari negeri tempat novel ini diterbitkan, tak membuat penulis memberi deskripsi berkepanjangan. Asma Nadia benar-benar tak ingin pembaca merasa bosan karena terjebak setting tempat. Meski demikian, ia berhasil membuat pembaca serasa berada di ibu kota China tersebut.
Anak muda begitu dekat dengan cinta. Sebelum mereka terjerembab dalam lumpur hitam seperti fenomena yang sudah-sudah, saya bukannya menyarankan, tapi bahkan mengharuskan mereka untuk belajar dari kisah karya ibunda dua anak ini. Agar mata hati mereka mampu memaknai cinta dengan pemahaman yang dalam. Agar wajah cinta tak lagi ternoda kepalsuan. Semoga remaja kita mampu membedakan dan memilah, mana cinta mana nafsu.
Tanpa taburan dalil di sana-sini, novel Assalamualaikum Beiijng! mampu membawa pembaca kepada pemahaman yang dalam tentang ajaran Islam. Justru dengan cara penulisan ini, syariat Islam yang masih dipandang kaku oleh sebagian orang bisa terlihat keuniversalannya. Ketika yang lain berdakwah dengan 'saklek' bahwa pacaran haram hukumnya dan tidak ada dalam kamus Islam, Tokoh Perubahan 2010 versi Harian Republika ini dengan luwes menarikan pena-nya. Melalui cerita berdasar realita, penulis begitu halus menunjukkan bahwa Islam dengan segala aturannya adalah rahmat bagi semesta. Satu lagi kado untuk umat, dari wanita yang kaya inspirasi; Asma Nadia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar