Rabu, 21 Oktober 2015

Membangun Surga.


Bagaimana Hidup Damai di Bumi Agar Damai Pula di Akhirat
Surga. Inilah kata yang membuat kita terbuai. Kita lebih terhanyut oleh arus khayalan kita tentang surga daripada tindakan kita untuk mencapainya. Padahal, hakikat kehidupan surgawi merupakan hasil dari sebuah pencapaian—pencapaian untuk berjumpa dengan Tuhan.

Buku ini tidak berkisah tentang kenikmatan surga, seperti bidadari, kehidupan tanpa terik matahari, sungai-sungai madu, susu, arak, dan seterusnya seperti dilukiskan dalam Alquran dan hadis, melainkan menyodorkan kiat-kiat untuk hidup di alam surgawi. Sehingga, surga tak lagi sekadar alam impian, tapi dapat kita rasakan sejak saat kita hidup di dunia ini.

Untuk itu, surga harus dibangun. Surga yang akan datang itu harus kita persiapkan dengan membangun surga di bumi. Bumi ini sejatinya rahim bagi kehidupan selanjutnya. Kita harus memayu ayuning bawana, ikut menjaga dan memperindah dunia. Selain itu, kita harus berjuang meningkatkan kualitas jiwa kita, hingga mencapai tahap “jiwa muthmainnah”. Diri yang damai dan tenteram. Hanya jiwa demikianlah yang diseru Tuhan untuk kembali kepada-Nya, untuk menjadi anggota kafilah hambanya, dan untuk memasuki surga-Nya.

Buku ini menyuguhkan cara meraih jiwa yang tenteram dan membangun kehidupan surgawi itu. Ia hadir sebagai oasis bagi kehidupan yang kini terasa pengap bak neraka; laksana seberkas cahaya penerang akal da hati: mengajak keluar dari perangkap jebakan kehidupan duniawi sekaligus menuntun ke jalan keselamatan dan kedamaian sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar